Batang – Komandan Kodim 0736/Batang Letkol Arh Yan Eka Putra menghadiri acara Kirab Budaya, setelah dua tahun ditiadakan karena Covid-19, akhirnya kirab budaya Hari Jadi ke-56 Kabupaten Batang dapat digelar kembali dengan meriah, sebagai simbol bangkitnya perekonomian masyarakat.
Tema kirab budaya kali ini mengusung “Terwujudnya Masyarakat Batang yang Sejahtera dan Berbudaya”. Rute yang dilalui mulai Pendapa Kantor Bupati – Jl. RA. Kartini – A. Yani – Gajah Mada – Ahmad Dahlan – Brigjen Katamso – RA Kartini dan kembali ke Pendopo Kantor Bupati. Sebagai tanda syukur kepada Allah Ta’ala atas berlimpah hasil bumi, maka 15 gunungan dibagikan kepada ratusan warga yang datang langsung di halaman Pendapa Kabupaten Batang, Jumat (20/5/2022).
“Rakyat sangat merindukan aktivitas yang bisa membangkitkan perekonomian. Alhamdulillah momentumnya pas sekali, karena Presiden Joko Widodo telah memperbolehkan untuk membuka masker di ruang terbuka, ” ungkap Wihaji. Bupati Batang Wihaji juga sangatlah mendukung sepenuhnya kebijakan tersebut, karena dirasa tepat sehingga masyarakat dapat merayakan Hari Jadi Kabupaten Batang secara meriah. “Kemarin sempat diundur dan sekarang rakyat bisa berbahagia dan ngalap berkah atau mencari keberkahan melalui Kirab Budaya 2022, ” bebernya.
Ia mengapresiasi masyarakat karena merupakan simbol semangat untuk menata kembali perekonomian. Menariknya, dalam kirab budaya kali ini, Bupati Batang Wihaji bersama Ibu Uni Kuslantasi Wihaji mengendarai Kereta Kyai Setyo Tuhu dari kerabat Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Di sepanjang jalan, Bupati Batang Wihaji dan Wakil Bupati Suyono pun menaburkan sejumlah uang koin dalam jumlah yang sangat banyak.
“Itu tadi sebagai wujud rasa syukur kepada Allah Ta’ala, karena di usia ke-56 tahun Kabupaten Batang, seluruh rakyat semakin baik dari sisi ekonomi maupun pertanian pun dipenuhi keberkahan, ” harapnya. Kepala Disdikbud Batang Achmad Taufiq mengatakan, selama dua tahun kirab budaya ditiadakan dan setelah kondisi Covid-19 makin membaik, sehingga dapat digelar meskipun waktunya diundur. “Seharusnya puncak acara kirab tanggal 8 April lalu, namun karena waktu itu kondisinya belum memungkinkan akhirnya ditunda dan alhamdulillah hari ini bisa terlaksana, ” sanjungnya.
Ia juga menerangkan, sebanyak 9 kereta dikendarai Bupati dan unsur Forkopimda dan tokoh masyarakat serta para ulama. 9 kereta itu mengandung makna agar ada keseimbangan dengan jumlah tombak pusaka yang dikirab, yakni Kyai Tombak Abirawa beserta 8 tombak pengiringnya. “Kalau seluruh pusaka ada 48 buah. Hanya saja yang lain milik para tokoh yang ada di Batang, ” ungkapnya.
Baca juga:
Indonesia Satu untuk Satu Indonesia
|
Untuk gunungan ada 15 yang disiapkan dari masing-masing kecamatan. Itu pun pesertanya dibatasi masing-masing kecamatan hanya 15 orang untuk mengaraknya.